Istilah
artikel sudah tidak asing lagi bagi mereka yang gemar membaca. Kita dapat
meenemukan banyak artikel di media cetak maupun online. Namun, bagi sebagian orang artikel sering disalahartikan.
Ada juga mereka yang berminat untuk menulis artikel namun belum tahu bagaimana
memulai dan apa saja yang harus diperhatikan. Untuk itu, saya mencoba memberi
penjelasan sebagai berikut.
Pengertian Artikel
Artikel
merupakan salah satu ragam tulisan nonfiksi. Mungkin banyak di antara kita yang
mengira bahwa semua berita yang ada di koran adalah artikel. Namun tidak semua
tulisan yang ada di koran merupakan artikel. Umumnya, artikel dapat ditulis
oleh siapa saja, baik penulis lepas maupun wartawan. Sedangkan berita biasanya
hanya ditulis oleh wartawan koran yang bersangkutan.
Ada
banyak definisi mengenai artikel. Dalam Kamus
besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel diartikan sebagai karya tulis
lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan
sebagainya. Definisi ini membuat sebagian orang menganggap bahwa semua bentuk
tulisan dalam media cetak adalah artikel. Padahal, di dalam media cetak juga
terdapat opini, kolom, ataupun editorial (tajuk rencana).
Longman Pitman Office Dictionary (1989 :
41) mengatakan bahwa artikel adalah sebuah tulisan prosa nonfiksi, berbentuk
biasa, dan bagian bebas dari sebuah majalah, koran, dan lain-lain. Sementara
menurut Rillan E. Wolseley dalam Understanding
Magazines (1969 : 439), artikel adalah karangan tertulis yang penjaganya
tak tentu bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta dengan maksud meyakinkan,
mendidik, atau menghibur. Dengan kata lain, artikel juga dapat dikatakan
sebagai karangan tertulis nonfiksi yang mengangkat gagasan dan ide berdasarkan
referensi, data, atau fakta, yang kemudian dianalisis dan dikomunikasikan
dengan gaya bahasa ilmiah populer, lalu ditransformasikan melalui media massa
baik cetak maupun daring (dalam jaringan/ online).
Artikel
berbeda dengan opini ataupun esai. Dalam dunia jurnalistik, yang diutamakan dalam
opini adalah pendapat, gagasan, atau ide pribadi penulis. Sedangkan dalam
artikel, pendapat penulis dituangkan dengan analisis berdasarkan data, fakta
dan referensi serta data bandingan. Analisis dalam artikel tersebut pada
gilirannya mengajak pembaca untuk mengambil kesimpulan sendiri. Sementara itu, esai dapat juga dikatakan
sebagai artikel. Namun, esai ditulis dengan mengambil sudut pandang dari
berbagai disiplin ilmu, esai memiliki subjektivitas yang khas dari penulisnya.
Seorang penulis esai dituntut memiliki pengetahuan yang luas dan menyeluruh
atas topik yang diangkatnya.
Artikel
mengulas suatu permasalahan secara lugas. Penulisannya tidak terlalu
memperhatikan variasi gaya dan keindahan bahasa. Artikel ditulis secara efekif
untuk menyampaikan gagasan, meyakinkan, mendidik, maupun menghibur. Yang
penting dalam artikel adalah susunannya rapi, hemat kata-kata, dan isinya
benar-benar faktual dan tidak mengada-ada. Kode etik penulisan jurnalistik juga
harus diperhatikan seperti tidak menyinggung SARA dan tidak berbau pornografi.
Langkah-Langkah Menulis Artikel
Ada dua
pola umum penulisan artikel, yakni pola penulisan induktif dan deduktif.
Penulisan induktif dilakukan dengan mengangkat terlebih dahulu hal-hal khusus
berkaitan dengan topik. Setelah itu, kesimpulan ditarik sebagai suatu gagasan
bersifat umum dari hal-hal khusus yang telah dijelaskan sebelumya. Sementara
itu, penulisan deduktif memberikan terlebih dahulu gambaran umum dari suatu
topik atau permasalahan. Gambaran umum ini dijadikan simpulan dari hal-hal
khusus yang dijelaskan setelahnya.
Terlepas
dari pola mana yang akan digunakan, seorang penulis artikel harus memperhatikan
hal-hal berikut untuk menulis artikel.
a. Sumber-sumber permasalahan publik. Ini dapat dijadikan
topik dalam artikel. Permasalahan-permasalahan tersebut harus disorot terlebih
dahulu. Lalu dilihat, dari sudut pandang mana permasalahan itu akan diulas.
b. Ide aktual dan informatif. Ide sangatlah penting
karena merupakan nilai informasi sentral yang akan disampaikan pada pembaca. Dari
sini pembaca dapat memperoleh wawasan dan pandangan baru. Ide ini ditujukan
untuk memberikan solusi alternatif atas permasalahan di masyarakat. selain itu,
dari ide juga dapat diciptakan istilah-istilah baru yang tidak menyalahi kaidah
bahasa.
c. Kebenaran fakta yang dapat dipercaya. Penulis artikel
tidak boleh terjebak pada isu atau rumor yang tidak jelas kebenarannya dan
tidak bisa dipertanggungjawabkan. Penulis harus benar-benar yakin terhadap data
dan fakta tersebut. Semua fakta dan data yang diragukan kebenarannya mesti
dikaji ulang terlebih dahulu sebelum dijadikan bahan tulisan.
d. Gaya tulisan yang memikat. Meski penulisan artikel
bersifat lugas, bahasa yang digunakan harus dapat menarik minat pembaca. Tidak
ada aturan baku mengenai hal ini. Setiap penulis memiliki gaya tulissan yang
berbeda-beda. Begitu juga setiap media mempunyai langgam bahasa yang berbeda
pula. Semua ditujukan agar pembaca tidak bosan. Gaya bahasa yang renyah dan
enak dibaca akan membuat pembaca tidak sungkan untuk melahap artikel tersebut
hingga tandas.
Jika semua
prinsip tersebut dapat dipenuhi, maka dapat dikatakan bahwa artikel tersebut
sudah lengkap. Tinggal bagaimana menyiasatinya agar dapat dimuat di media yang
akan kita tuju. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa tiap media punya
kebijakan redaksional masing-masing. Perhatikanlah substansi artikel yang
ditulis, apakah sesuai atau tidak dengan visi misi media tersebut. Hal ini
dapat diketahui dengan membaca artikel-artikel yang telah dimuat sebelumnya.
Biasanya, “kemauan” suatu media dapat dilihat dari bagaimana artikel yang
dimuatnya. Hal-hal teknis seperti jumlah kata dan EYD juga penting untuk
diperhatikan. Jangan sampai, hanya karena kelebihan jumlah kata atau kesalahan
cetak membuat artikel yang substansinya sudah bagus tidak jadi dimuat.
Menulis,
baik artikel atau tulisan apa pun itu merupakan kerja hati dan pikiran. Semua
butuh latihan dan pembiasaan. Tetaplah menulis meski artikel Anda ditolak oleh
redaktur. Semakin banyak menulis, semakin Anda terbiasa mengelola ide dan menyampaikannya
sebagai gagasan alternatif dalam menyelesaikan masalah. Keep Writing, Thinking, and Fighting !
0 komentar:
Posting Komentar